5 Cara Berbisnis Untuk Anak SMA/SMK, Demi Capai Work-Life Balance

 

Seseorang yang membangun bisnis dengan orang lain (Sumber : stock.adobe.com)

    Sebetulnya, perkembangan otak anak SMA sudah cukup matang dan kompleks. Maka, boleh diajarkan mengenai cara-cara menghasilkan uang melalui berbisnis. 

    "Lah... buat apa berbisnis? mereka masih terlalu kecil untuk memegang uang. Lebih baik fokus sekolah saja." ujar mamak-mamak yang saya temui di pasar. 

    "Bisnis itu butuh modal. Buat apa modalin anak, kalau ujung-ujungnya duitnya digunakan untuk main game di rental." keluh mamak-mamak karena anak nya kecanduan main ps alias play station. 

    Sebenarnya, banyak yang pro dan kontra mengenai anak untuk diajarkan berwirausaha. Banyak manfaat yang ditorehkan ketika anak-anak diajarkan berwirausaha. Pertama, tidak kecanduan main game online. Betul adanya, anak-anak gen Z dan gen Alpha banyak yang lebih suka menatap layar handphone daripada main bola di lapangan. Yah.. daripada panas-panas di luar, lebih baik main game di e-sport. HHHHH.

  Kedua, mereka menghargai akan uang. Kalau di part ini, saya tidak anjurkan menjadi matre ya. Tidak. Menghargai uang itu maksudnya kita lebih mengalokasikan pengeluaran kita untuk kebutuhan,  bukan keinginan. Kadangkala keinginan itu unprioritized. Kebutuhan itu seperti sandang, pangan, dan papan. 

   Ketiga, mereka lebih mudah dalam mengambil keputusan. Keputusan apa nih? Yakk.. keputusan dalam mengambil resiko. Terkadang, dalam berbisnis selalu ada risiko. Risiko itu bisa bermacam-macam. Ada biaya, seperti biaya iklan, biaya administrasi penjualan, pajak, dan masih banyak lagi. Dengan memperhitungkan resiko yang tepat diambil oleh anak, kita dapat mengambil keputusan yang tepat. 

    Keempat, mereka dapat menambah passive income secara mandiri. Banyak diributkan persoalan biaya pembelian rumah besar, biaya untuk mencicil motor sangat berat, dll. Tetapi, dengan dilatih wirausaha, anak-anak akan secara tidak langsung belajar mengenai literasi keuangan. Bagaimana menyisihkan persentase pengeluaran dan persentase tabungan ke dalam financial planner. Ini dapat dikategorikan sebagai kebiasaan yang baik dan akan berpengaruh ke pola pikir dewasa. Teringat dengan masa kecil saya, saya kagum dengan pola pikir ibu saya. Walaupun sibuk bekerja, tetapi dia dapat membekali anak-anaknya tentang literasi keuangan. Salah satunya dengan menabung. Menabung pun tidak perlu memasukkan uang dengan nominal yang besar. Hanya memasukkan Rp500,00 ke dalam lubang celengan. Celengan itu, pada kala itu, berbentuk silinder dan cukup besar, dipegang oleh saya yang masih duduk di bangku SD kelas 2. Ketika tabungan itu sudah penuh, akhirnya saya pecahkan botol itu, dan semua uang logam itu saya kumpulkan, agar bisa saya berikan ke ibu saya. 

    Back to the topic. Melihat kondisi saya seperti itu, anak berusia 15 hingga 17 tahun seharusnya sudah bisa dilatih mindset-nya untuk mengelola keuangan, salah satunya melalui berwirausaha. Dan saya kagum sekali dengan sekolah-sekolah yang menerapkan kewirausahaan. Selain menambah pengetahuan, entrepreneurship dapat melatih kepemimpinan pada siswa. Berikut adalah tips-tips yang dapat dilakukan oleh anak SMA/SMK dalam berwirausaha : 

1. Cari ide bisnis sesuai minat dan kemampuan

    Bisnis yang dilakukan anak-anak dapat dilakukan sesuai bakat dan minat. Misalnya, jika anak itu mahir menulis, boleh anak itu menjual dirinya sebagai freelance writer, maka kurator (redaksi penerbit) akan melihat dirinya dan mempertimbangkan dia melalui karyanya, apakah karyanya dapat dimuat atu tidak.

2. Lakukan riset pasar

    Ini hal yang cukup penting, Sob. Karena bisnis itu gak selamanya mendapat untung, jadi kita harus mengadakan riset terhadap kondisi pasar. Misal, pada saat ini lebih trend mengenai thrifting shop, yang menjual pakaian bekas namun layak pakai. Dengan modal yang cukup minim, anak-anak dapat memasarkan melalui media sosial maupun toko online. 

3. Fokus pada satu bisnis 

    Supaya tetap termotivasi, ada perlunya kita fokus pada satu bisnis. Satu bisnis perlu agar kreativitas tetap ada dan dapat memeroleh keuntungan sebanyak mungkin. 

4. Atur waktu yang baik antara berbisnis dan belajar

    Memang betul adanya kadang kalau sudah memegang uang, kita pasti lupa. Lupa akan sekolah, lupa akan kuliah. Lalu, sulit membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Pernah saya alami ketika masih kuliah tetapi ingin bekerja penuh waktu dimana saya akan digaji selama per bulan. Sementara itu, berbisnis itu tidak selalu mendapat untung oenuh karena adanya promo, biaya pemasaran iklan, biaya administrasi penjualan, dll. Maka itu, perlu dibuat jadwal sehari-hari dimana dapat membagi waktu antara belajar dan berwirausaha. 

5. Buat rencana bisnis

Salah satunya, melalui business model canvas. Mengutip dari AI, model ini membahas rencana biaya yang digunakan, rencana pendapatan yang akan diraih, bagaimana cara membangun hubungan jangka panjang maupun jangka pendek dengan konsumen, niche pasar yang akan ditentukan,  serta berapa modal yang digunakan. Hal itu dilakukan demi binis yang tidak cepat boncos. 

Sekian artikel mengenai blog keuangan dan bisnis milik saya. Selamat belajar berbisnis dan membangun relasi yang kuat dengan orang lain. Salam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIDUP SEHAT JUSTRU HEMAT!!

Affiliate Marketing, Teknik dalam Mempromosikan Produk